MUHAMMAD AL FATIH 1453
Episode 21 : "The Source of All Victory"
Hari-hari dilewati pasukan bertahan seolah bagaikan tahun demi tahun lamanya. Tiap hari tembok Konstantinopel semakin terancam. Sementara gereja2 penuh ratapan wanita dan anak2, memohon tuhan untuk menimpakan bencana pada kaum Muslim dan keajaiban. Setengah mati pasukan bertahan memperbaiki tembok2, membuat barikade dari tanah, batu, dahan atau apapun yang bisa ditemukan. Kesibukan tak kalah hebat terjadi pula di barak2 Muslim, mengasah pedang, menyiapkan busur & panah2, serta sebab-musabab lain. Sementara Sultan menyiapkan pasukan darat, beliau juga memerintahkan agar tembok dibombardir tanpa henti.
Sultan Mehmed juga memerintahkan agar meriam2 digabung untuk menembak 1 titik, tercipta kerusakan yg tak dapat diperbaiki.
tembok pada zaman kini yg memperlihatkan kerusakan hantaman meriam mehmed II >
Konstantinopel hampir saja berada dalam genggaman Sultan Mehmed, sama sekali tak berniat sekali lagi kota ini lepas darinya. Ini impuan 7 turunan Utsman, kerinduan Muslim selama 825 tahun. Mereka menanti, siapa kelak panglima terbaik yg diucap Rasul? Pada 27 Mei 1453, Sultan mengumpulkan gubernur propinsi, ulama, komandan dan prajurit Muslim, lalu berkhotbah didepan mereka. Ba'da pujian pada Allah dan shalawat, sultan mengingatkan pentingnya Konstantinopel, dan janji pembebasannya oleh Rasulullah
Sultan menekankan bahwa pasukan penakluk kota ini adalah "pasukan yang terbaik", bahwa dia menginginkan menjadi pemimpinnya. Sultan berpesan pada pasukan seluruhnya untuk melakukan gencatan senjata, memerintahkan mereka berpuasa sunnah pada hari esok. Tampak betul Sultan sangat memahami bahwa kunci segala kemenangan adal ketaatan pada Allah swt, bukan kekuatan atau strategi. Umar ra pernah berucap,
"Jika kita tidak mengalahkan dengan ketaatan kita, maka mereka akan mengalahkan kita dengan kekuatan"
Sultan pun mengingatkan, bahwa penaklukkan ini tak sama dgn pembantaian Mongol di Baghdad silam, ini adalah penaklukkan suci. Sultan Mehmed juga membacakan bahwa tak boleh melukai penduduk kota, atau menghancurkan bangunan kota atas alasan apapun.
"Kepada orang pertama yang menembus pertahanan musuh, aku akan mengganjarnya dengan kehormatan yang membuatnya bahagia"
"Tetapi, bila aku menyaksikan ada yang bersembunyi dalam tendanya, dia tak akan dapat menghindar dari kematian perlahan!"
Takbir menggema di seluruh penjuru sampai ke kota, "Bila kalian mendengar, maka kalian akan lumpuh" Kenang Uskup Leonard. Senin, 28 Mei 1453, pasukan kaum Muslim diliputi suasana khusyuk dan syahdu. Tak ada aktivitas selain amal mensucikan diri. Mereka menyibukkan diri dengan shalat sunnah, doa, melantunkan ayat suci Al-Qur'an atau sekadar berdzikir menyebut Allah. Ulama2 pun tak mau ketinggalan beramal dalam proyek besar ini, berkeliling ke barak2 pasukan dan membacakan ayat dan hadits,
"Tatkala Rasul berhijrah, beliau singgah di rumah Abu Ayyub, sedangkan Abu Ayyub sengaja singgah ke tanah ini" ujar ulama2
Syaikh Syamsuddin juga bertausiyah kepada Sultan Mehmed agar betul2 menggarisbawahi bahwa ketaatan adalah kunci kemenangan. Sore menjelang berbuka, Sultan kembali mengumpulkan pasukannya, menjelaskan strategi perang secara garis besar, lalu berpesan,
"Saat kita memulai penyerangan, tidak boleh dihentikan. Kita tak boleh tidur atau makan, minum ataupun beristirahat”
Sultan juga berpesan bahwa semua akan baik2 saja apabila ketaatan pasukan pada Allah terjaga, kota Konstantinopel telah lemah.
"Kalian harus bergerak maju tanpa gaduh dan suara. Sebaliknya, bila kalian berteriak lakukan sekeras mungkin!" tegasnya
Usai berpesan kepada para pasukan secara umum, Sultan Mehmed lalu berpaling kepada komandannya dam memberi perintah spesifik
"Hamzah Bey, berlayarlah dengan kapal2mu, kepung tembok di laut Marmara. Bertempurlah gagah berani, tunjukkan keksatriaanmu"
"Dan untukmu Zaganos Pasha, dengan tentaramu seranglah tembok di Tanduk Emas, pimpin pasukanmju dan jadilah ksatria Islam!"
"Bagimu Karaja Pasha, bawa pasukanmu seberangi parit, serang tembok yg telah runtuh, kuasai dindingnya laksana ksatria Islam"
"Ishak & Mahmud Pasha, serang bagian lain paritnya, kuasai tembok dgn tangga2, tembak pasukan bertahan dgn tombak dan panah"
mehmed II menginstruksikan komandan2nya
Sore hari itu kaum Muslim berbuka dalam suasana yang khusyuk, mereka memberi semangat satu samalain, dan membicarakan syahid.
ilustrasi pasukan kaum muslim ketika malam dilihat dari tembok konstantinopel oleh pasukan bertahan
Ibadah demi ibadah mereka jalani, mungkin itu yang terakhir di dunia sebelum bertemu dengan bidadari bermata jeli di surge. Malam itu, hujan deras membasahi bumi. Bagi kaum Mukmin tak ada yang sia2. Sultan Mehmed menengadah ke langit seraya berdoa,
"Allah memberikan rahmat dengan hujan ini tepat pada waktunya, ia akan mengurangi kepalan debu hingga kita mudah bergerak"
Malam itu seluruh pasukan hampir tidak tidur, mereka mengisi malam dengan berdiri memohon ampun, memohon tempat yang mulia. Jam 1 dini hari, Sultan Mehmed telah siap diatas kudanya. Serangan terakhir akan dimulai, dan itu 29 Mei 1453
Bersambung...
--- MAF1453 episode 22 : "Fatih Sultan Mehmed" ---
Sila berkokok