Ada sebahagian parti yang menamakan diri parti Islam yang memperjuangkan tegaknya Islam melalui demokrasi.Mereka bergabung dengan sistem pemerintahan yang tegak di atas dasar bukan islam dan menerapkan sistem hukum bukan Islam.Bagaimanakah pandangan Islam terhadap bergabungnya parti-parti tersebut dalam sistem pemerintahan yang tidak menerapkan syariat Islam, malahan menegakkan sistem hukum kufur?
Allah swt telah menjadikan Islam sebagai agama yang sempurna.Nikmat-Nya pun telah Dia sempurnakan.Semua ini merupakan ketetapan Zat Yang Maha Mulia yang tidak akan pernah berubah.
Allah SWT telah berfirman:
Telah sempurna lah kalimat Rabb-mu(Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.Tidak ada yang dapat merubah kalimat-kalimatNya.Dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Al-An’aam:115)
Telah sempurna lah kalimat Rabb-mu(Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.Tidak ada yang dapat merubah kalimat-kalimatNya.Dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Al-An’aam:115)
Demikian firmanNya:
Pada hari ini,telah Aku sempurnakan untuk kalian deen kalian,dan telah Aku cukupkan nikmatKu serta Aku redhai hanya Islam menjadi deen bagi kalian(Al-Maidah:3)
Penyempurnaan dan pemeliharaan Allah SWT ini menunjukkan bahawa Al-Quran tersebut merupakan hujah bagi manusia hingga hari kiamat.Oleh sebab itu,setiap muslim berkewajipan mengikuti semua yang dibawa Rasullullah saw dengan cara berpegang teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah sekuat-kuatnya termasuk METODE DAKWAH untuk menegakkan Islam.Rasullullah SAW telah diberi oleh Allah SWT suatu jalan(thariqah) dalam upayanya menegakkan Islam.
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya(al-Hijr:9)
Katakanlah:Inilah jalanku,aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah dengan hujah yang nyata,Maha suci Allah dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik(Yusuf:108)
Di dalam sirah Rasullullah SAW,yang diriwayatkan secara mutawatir bahawa beliau SAW tidak pernah bergabung dengan pemerintahan/kekuasaan yang menerapkan hukum-hukum kufur.Ini saja sudah cukup menjelaskan bahawa tauladan yang ditunjukkan oleh utusan Allah ini berupa tidakbergabung dengan sistem pemerintahan mana pun yang tidak menerapkan Islam apalagi yang menerapkan hukum-hukum kufur.
Padahal Allah SWT telah menegaskan:
Sungguh di dalam diri Rasullullah itu terdapat tauladan baik bagi kalian(Al-Ahzab:21)
Sungguh di dalam diri Rasullullah itu terdapat tauladan baik bagi kalian(Al-Ahzab:21)
Sejauh mana kalian beriman dengan ayat di atas? Tepuk dada,tanya selera.
Ada sedikit orang yang terpengaruh dengan cara berfikir barat, mengatakan dengan alas an kemaslahatan boleh bergabung dengan pemerintahan yang menerapkan selain hukum islam. Padahal,kemaslahatan bukanlah sumber hukum Islam. Lagi pula yang lebih mengetahui kemaslahatan bagi manusia adalah Pencipta manusia bukan manusia itu sendiri. Jadi, dalam kaca mata Islam kemaslahatan sejati justeru terletak dalam pelaksanaan hukum syara’. Kaedah usul menyebutkan”Dimana ada hukum syara’,disitulah ada kemaslahatan”.
Begitu juga dalih bahawa pemerintahan jahiliyyah pada zaman nabi berbeza dengan pemerintahan sekarang, tidak dapat dijadikan sebagai alasan kebolehan bergabung dengan sistem pemerintahan yang menerapkan hukum kufur. Sebab,apabila dilihat dengan jelas kedua-duanya adalah sama iaitu tegak di atas dasar bukan Islam dan menerapkan hukum kufur.
Realitinya,pemerintahan dimana pun pada saat ini dasarnya berpijak pada ‘kedaulatan di tangan rakyat’(Demokrasi). Ertinya,rakyatlah yang menentukan hukum macam mana yang hendak diterapkan di tengah-tengah masyarakat, bukan Allah SWT. Dengan demikian,dalam sistem pemerintahan yang ada pada hari, baik ketua Negara,menteri atau lembaga tinggi lainnya sama-sama terlibat proses pembuatan dan penerapan undang-undang dan hukum buatan akal dan hawa nafsu manusia.
bersambung...
Sila berkokok