Anda terbang ke: Home
»
tokoh
»MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 15 : "The Siege Will Begin"
MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 15 : "The Siege Will Begin"
Saat itu matahari sudah mulai menyinari tanah kaum Muslim, memberikan kehangatan yang mengusir sentuhan beku musim dingin. hagia sophia saat bulan januari
Januari 1453, 2 tahun telah dilalui semenjak Mehmed II diangkat menjadi sultan Ustmani menggantikan Murad II ayahnya. Waktu telah menunjukkan hampir tengah malam, dan Sultan Mehmed masih saja gelisah di peraduannya, seolah menanti sesuatu. Benaknya dipenuhi dengan sejumlah strategi dan taktik yang mengganjal matanya tetap terbuka, serta akalnya agar terus berputar. Bersamaaan dengan semua itu, Mehmed II juga harus menyelesaikan kerkil kecil yang berpotensi menjadi longsor internal. Devil always lies in detail, begitupun secara internal. Mehmed harus memastikan kondisi Utsmani siap 100% secara internal.
Ketika pintu diketuk, tampaklah didepan Mehmed penasehat senior yang telah mengabdi sejak zaman Murad II, Halil Pasha. Candarli Halil Pasha, begitu gelar lengkapnya adalah wazir sultan, shadrul a'zam, orang kedua terkuat setelah sultan Utsmani. Namun sayang akhir2 ini Halil lebih cenderung pada 'nasehat dan masukan' dari orang2 Yunani ketimbang sultannya sendiri. Pada masa akhir hidupnya, ia lebih memilih untuk membentuk pakta perdamaian dengan Konstantinopel, tak peduli mudharatnya. Halil menutup diri pada pengkhianatan yg menjadi ciri kaum tak beriman, dan membiarkan Konstantinopel bagai duri dalam daging. Wajarlah beberapa pihak meragukan kesetiaan Halil pada Mehmed, beberapa bahkan dapat menunjukkan bahwa Halil telah dibeli. "Emas dan Perak Yunani telah membutakan matanya" begitu ucapan umum tentang Halil, sebuah cara konvensional Iblis menggoda. emas yang dipakai byzantium
Bertambahlah bukti-bukti saat Halil selalu menjadi orang yang pertama dalam menentang rencana Mehmed mengepung Konstantinopel. Begitu pula tengah malam itu. Halil masuk ke ruang pribadi sultan, ditangannya tergenggam secawan penuh emas berkilauan. Keheranan memenuhi raut wajah Sultan Mehmed yg terpaut usia puluhan tahun darinya, lalu bertanya
"Apakah ini wahai guruku?"
"Sudah biasa bagi wazir memberikan pemberian pada Sultan saat dipanggil pada waktu yang tak biasa." Halil berkilah.
Mehmed II meringis, hatinya bergejolak dengan pemandangan seperti itu, dengan penuh kegeraman ia berkata pada Halil,
"Aku tak menginginkan hadiah itu, hanya satu yang aku inginkan -Berikan Konstantinopel kepadaku!"
Ucapan Mehmed bagaikan petir membelah, menggelegar dalam hati Halil. Sebelum Halil dapat membantah, Mehmed berkata kemudian,
"Tuhan yang memberikan kita begitu luas wilayah Romawi takkan ingkar janji-Nya akan sisa wilayah Romawi dan ibukotanya!"
"Wahai guruku, apa engkau tidak lihat tempat tidurku? Dalam keresahanku aku menarik satu bagian darinya kemudian yang lain"
"Tidakkah engkau lihat bahwa aku bangkit dan berbaring terus-menerus tanpa rasa kantuk dapat siggah pada kedua mataku!"
"Berhati-hatilah engkau pada emas dan perak orang2 Romawi (Byzantium) karena pasukan kita jauh lebih kuat."
"Dengan pertolongan Allah serta bisyarah Nabi, kita akan membebaskan Konstantinopel dalam waktu dekat!" tegas Sultan Mehmed
Halil diam, dia tahu tak ada gunanya membantah, tatapan yakin Sultan Mehmed telah menyanderanya sejak awal dia berada disana. Gerakan persiapan Mehmed setelahnya berlangsung cepat, perlakuannya pada Halil menemui hasil yang diharapkannya. Selanjutnya dalam forum2 terbuka, Halil lebih banyak mendiamkan rencana Mehmed mengepung Konstantinopel dalam masa dekat. Ulama-ulama berada di pihak Mehmed karena kedua gurunya Ahmad Kurani dan Aaq Syamsuddin mendukung penuh rencananya. Demikian pula militer yang telah dibentuknya dibawah komando Zaganos Pasha, menunjukkan loyalitas seperti yang diharapkan. pasukan yeniseri berkuda
Hampir setiap malam Mehmed juga keluar dari kediamannya untuk membaur dengan masyarakat dan militer dalam penyamaran. Meneliti dengan baik jika saja ada militer atau masyarakat yang tak mau menaati hukum syariat Allah penentu kemenangan. Bagi Mehmed II, persiapan militer dan kekuatan fisik hanyalah pelengkap dasar takwa yang dipicu ileh keimanan pada Allah.Dan begitulah ketika Mehmed II memanggil pasukan Muslim dari seluruh penjuru kesultanan Utsmani ke kota Adrianopel. rapat akbar mehmed II sebelum pengepungan konstantinopel
"Dengan kecepatan yang luar biasa pasukan semua berkumpul, seolah diundang ke pesta pernikahan bukan undangan perang"
"Laki-laki yang tertinggal di rumah merasa berdosa, seolah2 ketidakadilan diperbuat pada mereka""Mereka meyakini bahwa mati di tombak atau panah musuh di medan perang jauh lebih baik daripada mati di rumah mereka"
"Mereka yang mati ketika itu tidak akan dikasihani melainkan dihormati laksana pemenang, dan dijadikan tauladan bagi lainnya.”
Begitu laporan pandangan mata dari George, seorang tahanan dari Hungaria yang menyaksikan persiapan pasukan ini. Mereka semua berlomba mengharapkan bisyarah Rasulullah sebagai pasukan terbaik penakluk Konstantinopel. Bahkan berkumpul diantara mereka anak2 yg terlalu kecil unt angkat senjata atau orang tua yg terlalu bungkuk unt berperang. Ketika mereka mengitung jumlah mereka semua, mereka dapatkan angka lebih dari 250.000 orang..
Bersambung...--- MAF1453 episode 16 : "The River of Steel" ---
Sila berkokok