MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 14: "The Super Monstrous Gun"

MUHAMMAD AL-FATIH 1453 
Episode 14: "The Super Monstrous Gun"

Di ruangan setengah temaram, kertas2 berserakan di meja yang diterangi lilin2 yang berpendar tanpa desauan angin .Seorang pemuda duduk terpekur, meneliti setiap lembar kertas, menggoreskan kalamnya, tenggelam dalam renungan dan perencanaan. Sejak diangkat pada 1451, Sultan Mehmed II menghabiskan malamnya seperti ini sebelum bertahajud memohon ampun dan tolong. Terkadang ia sendiri, terkadang ia ditemani para panglima, ahli-strategi, ahli-bangunan atau praktisi rancang-bangun perang. Dan saat ini, keresahan Mehmed II makin memuncak, tatkala dia menemukan bahwa dia belum memiliki cara mengatasi 1 rintangan. 

Tembok Konstantinpel selalu berhasil menghalau siapapun yang berkeinginan menjejak pada kota Konstantinopel. Begitupun langkah kaum Muslim selama ini selalu dapat dijegal oleh tembok yang berusia lebih dari 1000 tahun, tak terkalahkan. Tak dapat temukan cara atasi tembok, berarti tak dapat Konstantinopel, berarti masih ada duri dalam daging, begitu pikirnya. Satu hal yang dapat Mehmed simpulkan, bahwa pertahanan yang baik selalu dikalahkan dengan senjata berat, artileri yang baik. Semakin kuat pertahanan, berarti semakin kuat artileri diperlukan. Namun gerangan apakah artileri yg sepadan dgn tembok itu? 

Semua artileri sekelas trebuchet dan catapult bagaikan melempar kerikil pada lautan, lenyap tak berbekas oleh kuatnya tembok. Yang dia yakini bahwa Allah pasti akan membantu kaum mukmin, memberikan jalan keluar dari jalan yang tak diduga-duga. Pucuk dicinta ulam tiba, kala harapan mengkristal, jalan pun terbuka. Satu hari muncul seniman bernama Orban kedepan kaisar. Dia hendak menawarkan rancangan senjata terbaru kepada kaisar Byzantium penguasa Konstantinopel, senjata melebihi zamannya. Namun kaisar Constantine XI meremehkannya karena merasa begitu yakin dengan temboknya, dan tak memiliki cukup material. 
 
constantine xi palaiologos

Orban pun diminta tinggal di Konstantinopel, diberikan santunan yang cukup agar tak menawarkan senjatanya pada yang lain. Namun seniman senjata tak memiliki ideologi, segera setahun kemudian dia mendatangi Sultan Mehmed II menawarkan rancangannya. Di depan sultan, Orban diberi pertanyaan,

"Mampukah engkau membuat senjata yang dapat melontarkan peluru raksasa?"

"Seandainya menara Babil ada didepanku, akan kuruntuhkan dengan senjataku" jawabnya yakin "termasuk tembok Konstantinopel!"

Gembira dengan jawaban Orban, Mehmed membayarnya 4x lipat lebih dari kaisar, dan memerintahkan membuat meriam itu secepatnya. 
 
menara babilonia dalam rekaan

Pekerja dikumpulkan, tanur setinggi rumah didirikan untuk melelehkan tembaga, besi, dan campuran lainnya. Cetakan dari lumpur yang dikeraskan dibuat di dalam tanah, kiri-kanannya diperkuat batuan untuk menahan beban meriam. Saat tiba penuangan (casting) pada cetakan, suasana diliputi panas,

"siapa yang ingin merasakan neraka harus mellihatnya"

Mehmed mengumpulkan ulama yang memanjatkan doa, "Allah, Allah" begitu ucapan mereka tatkala menyaksikan tembaga berpendar. Seiring dituangkannya cairan merah keemasan pada cetakan, takbir berkumandang dari lisan ulama, mendoakan keberhasilannya. 

 
proses penuangan (casting) meriam

Setelah beberapa hari meriam itu didinginkan, maka tatkala digali, meriam itu bagaikan kupu2 yang keluar dari kepompongnya. Sebuah keajaiban abad pertengahan telah lahir. Hal yang tak pernah terjadi di bumi manapun kini dilakukan oleh kaum Muslim. Rancangan meriam itu tanpa cela. Dgn kaliber 0.7 m, berat 18 ton, pjg 5 meter, ia menembakkan peluru 680 kg sejauh 1,6 km.
 
rancangan meriam awal mehmed II yang dibuat orban

3 bulan kemudiam, senjata ini diuji. Dentumannya terdengar sejauh 18 km, memuntahkan peluru yang bersarang 2 m dibawah tanah. 

 
meriam sultan mehmed II | the basilica cannon

Sultan Mehmed merasa puas dengan senjata ini dan memerintahkan Orban membuatnya secara massal, dan menggandakan ukurannya. Total dalam waktu 1 tahun Orban dapat menyelesaikan 69 meriam, 1 berukuran 5 m, 1 lagi 8 m dan yang lain ukuran standar.

 
moncong meriam mehmed II tertulis 'Tolonglah ya Allah!'

Tak ada kata2 yang tepat untuk menamakan meriam ini, yang dunia tahu bahwa ini model yang terbesar pada zamannya. Kelak tatkala militer Konstantinopel melihatnya, mereka akan menamakannya "meriam penebar horor" dan "meriam monster" .

Atau lebih mudah dikenal dengan nama "Muhammad's Greats Gun" atau "Basilica Canon", apapun yang mewakilkan kekuatannya. Saat berita ini menyebar di Konstantinopel, panik melanda mereka, saat itu mereka betul2 menyadari telah meremehkan Mehmed. Menunggu meriam ini dikerek kedepan tembok Konstantinopel dan menggedor keangkuhan tembok dan kedzaliman peradaban mereka. Semua ini akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat 

Bersambung...
---- MAF1453 episode 15 : "The Siege Will Begin" ----




GASIM

Gabungan Siswa Siswi Intelek Muslim

Terbuka mata

Manusia Terjaga

Patuk mematuk

Archive

Credit

 
▲ Terbang ▲