MUHAMMAD AL FATIH 1453 Episod 6 : "Il-Yildirim (The Thunderbolt)"



MUHAMMAD AL FATIH 1453
Episod 6 : "Il-Yildirim (The Thunderbolt)"

Episode dunia hendak berganti, layaknya bandul yang berayun dari satu titik pada yang lainnya. Abad ke-13 yang menandai masa kekacauan umat Muslim hendak berganti menuju abad kegemilangan Islam. Sejak berpijak di eropa, perluasan dengan cepat dilakukan terus-menerus oleh kesultanan Utsmani, lebih cepat dari bani manapun. Kesultanan Utsmani mengingatkan kaum Muslim akan 'ashrul-futuhat'-'masa penaklukkan' Khilafah Umayyah yang terdahulu.

Saat itu peran Kesultanan Utsmani jauh lebih menonjol dari Khilafah Abbasiyah, sehingga Barat lebih memperhatikan mereka. Dari sekelompok penunggang kuda, Islam telah mentransformasi mereka menjadi ksatria2 Allah yang tangguh. Islam telah menyihir sekelompok nomaden Turki menjadi pedang Allah yang membela dua kalimat syahadat dan menyebarkannya. Pasca penaklukkan kota Galipoli oleh Orhan, gerakan Utsmani seolah tak terbendung, menyapu Eropa Timur bak tsunami. 

Murad I, penerus Orhan tak kalah hebatnya, beliau terkenal sebagai jenius administrasi militer maupun urusan negara.  



 
Murad I penakluk Adrianopolis

Hanya setahun berselang sejak pengangkatannya sebagai sultan Utsmani, prestasi besar sudah dia ukirkan pada batu Islam. Adrianopolis, kota kedua termegah di Eropa Timur harus mengakui kepiawaian Murad I, takluk olehnya pada 1361. 



 
Reruntuhan Adrianopolis (Edirne)

Sejak itu kaum Muslim memiliki 2 ibukota, untuk mengakomodasi 2 benua yg dikuasai, 1 di Eropa (Adrianopel), 1 di Asia (Bursa). Saat itu pula Utsmani merasa memerlukan militer yg lebih terorganisir, lalu membentuk pasukan 'penjaga pintu' (kapikulu). Diantara pasukan kapikulu ini, dibentuk pula pasukan khusus pengawal sultan yang terkenal dan terkuat sampai PD1; Yeniseri. Kekuatan ini membawa Utsmani sebagai kekuatan tempur paling istimewa di dunia Islam pada masa itu. Dan lewat kekuatan ini pula Murad I dapat mengepung Konstantinopel pada 1373 dan memaksa Kaisar menyerahkan jizyah. 

Setelahnya Murad I bergerak ke wilayah Yunani, Philadelphia dikuasai pada 1378, Sofia pada 1385, Thessalonika 3 tahun kemudian.Pada 1389, Murad I bahkan berhasil memukul mundur pasukan gabungan Serbia, Bulgaria, Albania, Macedonia dan sekutunya. Sayang sekali kemenangan besar atas kristendom ini dibayar mahal dgn syahidnya sang sultan ditangan agen Kristen.  

Beyazid I, yang menggantikan ayahnya Murad I dijuluki "Il-Yildirim", 'Sang Petir' karena gerakannya yang sangat tangkas.



 
Beyazid I "Il Yildirim" - "The Thunderbolt

Melebihi ayahnya, Beyazid bahkan pergi ke timur dan ke barat, meluaskan wilayah Utsmani baik di Asia maupun Eropa. Bahkan Bulgaria yang berada di Balkan merasakan kuatnya Beyazid, 'Sang Petir' lalu menyambar Wallachia pada 1394. Guna menahan serangan tentara salib Genoa dari Laut Hitam, dan mengepung Konstantinopel, Beyazid membangun benteng kokoh. Anadolu Hisaria (Anatolian Fortress), begitu sebutan kaum Barat terhadap benteng Sultan Beyazid Il-Yildirim 
 



Anadolu Hisaria (The Anatolian Fortress)

Pada tahun yang sama 1934, Beyazid pun melaksanakan impian kaummnya mendapatkan Konstantinopel, ia mengepungnya! Pengepungan dilakukan sangat lama, sangat intens, sangat kuat, hanya satu langkah lagi Konstantinopel akan jatuh saat itu. Namun sayang, seribu sayang, dari Timur jauh, muncul jenius perang Muslim lainnya, keturunan Jengis Khan lainya, Timurlang. 
 



Timurlang (Tamerlane | Timur) keturunan Gengis Khan yg Muslim.

Timurlang yang juga ingin menyatukan dunia dibawah kalimat Allah, membuat kerusakan dengan menumpahkan darah sesamanya. Gerakan cepat Timurlang sampai ke kota Ankara yang dikuasai oleh Utsmani, dan nyawa kaum Muslim terancam disana. Mendengar invasi dari rivalnya, Beyazid segera pergi menuju Ankara, meninggalkan Konstantinopel yang bebas dari kepungan. Dengan pasukan yg terbatas, n logistik yang seadanya, Beyazid secepat kilat menuju Ankara, demi membela rakyatnya  *derap kuda
Malang bagi Beyazid, sisa kekuatannya tak mampu menandingi Timurlang, kakuatannya dilumpuhkan dan Beyazid menjadi tawanan. Sebagai pembuktian siapa yang berhak menyandang titel 'keturunan Khan Agung' Beyazid dibawa kemanapun Timurlang pergi. Begitulah akhir hidup "Il-Yildirim", meninggal dalam tawanan Timurlang sebagai ganti nyawa rakyatnya yang ia cintai.

Pasca meninggalnya Beyazid, Kesultanan Utsmani dilanda perpecahan penerusnya, sutuasi jadi tidak menentu. Namun, semakin kencang suatu badai, maka semakin indah pula langit setelahnya, begitulah keadaan Utsmani pada saat itu. 



 
Beyazid dalam tawanan Timurlang

Dan akan terbukti indahnya sinar mentari setelah badai ini, penakluk-penakluk lebih hebat yang akan muncul setelahnya..

Bersambung..

MAF1453 episode 7 : "Birth of The Promised Sultan"

GASIM

Gabungan Siswa Siswi Intelek Muslim

Terbuka mata

Manusia Terjaga

Patuk mematuk

Archive

Credit

 
▲ Terbang ▲