Episode 20 : "Remember 1453!"
Hari berikutnya setelah melihat pertanda bulan sabit diatas Hagia Sophia, Constantine meminta upacara persembahan dilakukan. Persembahan dilakukan kepada bunda maria, yang mereka anggap ibunya tuhan, sekaligus pelindung kota Konstantinopel. Constantine sadar bahwa itu adl upaya paling maksimal untuk mengembalikan moral pasukan dan penduduk Konstantinopel. Telah berakar kuat bahwa penduduk dan militer meyakini bahwa tuhan melalui bunda maria telah melindungi kota sejak dulu. Jimat Hodegetria diusung dan diarak di kota, pendeta didepan diikuti militer dan kaum sipil, doa dipanjatkan.
hodegetria - sebuah lukisan maria sedang menggendong yesus, jimat penduduk dan pendeta kristen ortodoks
Hodegetria adalah jimat magis, menyembuhkan harapan yg tengah sekarat, namun Constantine tak sadar bencana lbh besar menantinya. Tanpa alasan dan sebab, tiba2 Hodegetria yg diarak bergoyang dan jatuh ke tanah. Teriakan panik pun melanda. Seluruh orang benar2 yakin bahwa tuhan telah meninggalkan kota. Pendeta2 lalu berebut mengangkat jimat yangberlumur tanah. Entah karena gugup atau panik, Hodegetria yang telah jatuh tak bisa diangkat, seolah tertempel di tanah. Tak bergeming. Belum lagi reda huru-hara itu, hujan badai terjadi. Menyapu habis semua barisan kristen yang tersisa, teriakan membahana, Badai itu
"membuat dewasa tak dapat berdiri melawannya, dan akan menghanyutkan anak kecil bila tak ditahan orangtuanya"
"Dalam sekejap kota berubah menjadi kubangan banjir, menghanyutkan apapun yang ada didalam kota" dan Ritual pun bubar
Esoknya kota diliputi kabut tebal, dan pendeta berujar
"tuhan telah meninggalkan kota ini, melupakan dan berpaling darinya".
Ketika takhayul menjadi panduan dan akal merasionalisasi kabar burung, saat itulah bencana melanda karena tak berpikir. Di barisan kaum Muslim perseteruan juga tak terhindarkan. Kemenangan sudah didepan mata, namun hanya dlm pandangan yang yakin. Sedangkan bagi Halil Pasha dan pengikutnya, perang yang berlangsung hampir dua bulan ini adalah kesia-siaan dan tak manfaat. Dari segi logistik, 250.000 pasukan bukan jumlah kecil untuk diurus. Makanan, sanitasi dan energi terus memburuk tiap harinya. Penambahan hari berarti penambahan ketidakpastian. Bisa saja bantuan Eropa Barat datang sewaktu-waktu dan situasi berbalik.
Sultan Mehmed tidak menyia-nyiakan waktu, dia mengirim utusan kepada kaisar, memintanya menyerahkan kota Konstantinopel. Tanggapan kaisar singkat, dia bersyukur apabila Mehmed mau mengangkat kepungan, namun dia takkan melepaskan Konstantinopel. Balasan Mehmed kepadanya,
"Baiklah, sebentar lagi aku akan memiliki singgasananya atau aku terkubur di pagar2 istananya!"
Pada 26 Mei, untuk memastikan serangan2 terakhir yang akan dilakukan, Mehmed sekali lagi mengumpulkan pejabat2 perangnya. Halil Pasha, yang diam2 menerima suap dari Konstantinopel untuk membujuk Mehmed mengangkat kepungan mulai berulah disini. Halil memuji Mehmed di rapat akbar, sebelum mengkritiknya dengan kritikan yang pedas, menyayangkan pengepungan tanpa hasil. Dia juga menyebut-nyebut kerugian luar biasa yang diakibatkan pengepungan ini, baik harta maupun nyawa kaum Muslim
"Sekali-kali tidak! Wahai Sultan! Aku takkan menerima selamanya apa yang dikatakan oleh Halil Pasha!" potong Zaganos tegas
Tidaklah kita datang ke tempat ini unt kembali, melainkan unt mati syahid" sungguh menggetarkan ucap Zaganos yg mualaf ini
"Sesungguhnya dibalik ucapan Halil ada keinginan untuk memadamkan semangat yg ada di dada, membunuh keberanian dan tekad"
"Sesungguhnya Alexander menaklukkan sebagian besar tanah timur dengan pasukan yang lebih kecil ketimbang pasukan kita"
"Sepatutnya hati kita kokoh laksana batu karang dan suatu keharusan kita melanjutkan kepungan tanpa kelemahan sedikitpun"
"Kita telah memulai urusan ini, maka wajib pula bagi kita untuk menuntaskannya!"
"Aku tak mengetahui selain wajib meningkatkan serangan2 kita kembali, dan aku tak mampu berkata-kata selain ini!"
Suasana hening dibawah heroisme Zaganos, Halil dan pendukungnya tertunduk malu. Mehmed sangat gembira, perang dilanjutkan! Pasca interupsi Zaganos yang membangkitkan api semangat kaum Muslim, serangan kembali diintensifkan, persiapan digencarkan.
Barbaro, salah satu saksi mata pada serangan ini berkata, "ketakutan kami makin membesar" karena serangan yang lebih rapat.
gambaran pengepungan konstantinopel
Setelah matahari terbenam, mulai hari itu Sultan Mehmed memerintahkan setiap tenda menghidupkan 2-3 unggun yg menerangi malam. Rasulullah melakukannya pada futuh Makkah dan Mehmed menirunya, sebagai tanda dan doa kemenangan yang telah dekat,
"Masing-masing tenda dengan dua api unggun, cahayanya sangat terang seolah-olah seperti siang hari"
Setiap malam Mehmed meminta ulama menyemangati pasukan dan menyampaikan bahwa serangan terakhir akan segera dilakukan. Maka mulai saat itu takbir dan tahlil dikumandangkan hingga terdengar sampai ke kota, baik oleh militer ataupun penduduk. Pasukan bertahan berkata tentang hal ini "teriakan itu seolah membelah langit", dan "seolah tanah dan laut terbakar". Kaisar termenung melihat kejadian ini dan harapannya semakin memudar, Sphrantzes, lalu berucap pada kaisar dengan lirih,
"Ingatlah ini semua terjadi, pada 1453!"
Bersambung...
---MAF1453 episode 21 : "The Source of All Victory" ---
Sila berkokok