MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 18 : "A Miracle of Believing in Allah"


MUHAMMAD AL-FATIH 1453 
Episode 18 : "A Miracle of Believing in Allah"

Moral semangat pasukan kaum Muslim berada di tingkat terendah semenjak mereka memulai serangan pada 6 April 1453. Kekalahan telak di tembok Konstantinopel pada tanggal 18 lalu, ditambah lolosnya 4 kapal bantuan sungguh merontokkan semangat. Bagi musuh, hal ini tidak hanya memberikan senjata dan makanan, namun yang terpenting adalah keberanian dan harapan. Musuh lalu berpikir,

"seandainya 4 kapal yg dikepung ratusan kapal saja dapat lolos, apalagi lebih dari itu?"

"Bila kristen di eropa barat tahu akan hal ini, tentu mereka akan mengirimkan bantuan lebih banyak" begitu harap mereka.

Eforia bergaung di tengah kota, letih 2 minggu mmenahan serangan tertutupi oleh harapan baru, kemenangan atas ummat Muslim. Sebaliknya, di barisan kaum Muslim, merebak ketidakpercayaan pada pemimpin dan hilangnya nyawa, 2 hal berbahaya dlm perang. Mehmed II kini menghadapi keduanya, kehilangan banyak nyawa dan krisis kepercayaan, mukanya dicoreng 2x dalam waktu dekat. Bagaikan ledakan yang tertahan, para pendukung halil menyebarkan isu-isu untuk melemahkan semangat pasukan Muslim, 

"Seandainya Sultan menuruti nasihat saya untuk tidak menyerang, sekarang lihatlah apa yang terjadi pada pasukan kita!"

Desas desus terus disebarkan, begitulah subur bisikan setan pada hati-hati yang meragukan kemenangan dari Allah. 

"Sungguh Sultan telah menjerumuskan bagian besar pasukan hanya karena ucapan seorang syaikh!" begitu fitnah mereka.

Tatkala ramai ucapan2 sumbang semacam ini, maka Mehmed memutuskan harus melakukan sesuatu yang dapat memadamkannya. Mehmed harus menemukan satu cara yang dapat mengembalikan moral pasukan sekaligus menjatuhkan moral musuh pd saat yg sama. Satu hal sudah sangat sulit mencapainya, apalagi dua hal dalam waktu yang sama, namun baginya semua adalah tantangan. Mehmed mengajak seluruh ahli strategi dan komandanya urun rembuk dalam permasalahan ini, tim khusus dibentuk saat itu. Maka para ahli perang mereka memberitahu bahwa selama kondisi stalemate (tetap), maka kemungkiinan besar mereka akan kalah. 

Kecuali bila semua kondisi ini dapat dirubah, maka hasil akhir pun akan berubah bersamanya. Kondisi saat itu adalah bahwa pasukan bertahan di tembok terlalu kuat, pun pasukan laut Konstantinopel tidak terkalahkan. Sedangkan teluk tanduk emas dihalangi dengan rantai raksasa yang terbentang angkuh, melarang kapal apapun melewatinya. 

 
rantai yang menghalangi teluk tanduk emas

 
rantai asli yang dipakai sebagai penghalang tanduk emas pada 1453

Bila saja pasukan Muslim mampu melewati rantai itu maka sungguh tembok yang berbatasan dengan teluk tanduk tak terjaga. Dan apabila itu mampu dilakukan, pasukan bertahan akan pecah dan tak terkonsentrasi lagi di tembok utama, harapan muncul! Namun semua cara telah dilakukan, menabraknya dengan kapal, memotongnya menembaknya dengan meriam, namun tak satupun hasil. Sepakat sudah bahwa rintangan ini mesti dilalui, namun cara apa yang patut untuk menembusnya? 

Komandan dan strategi perang hening, memikirkan cara yang tepat, tiba2 Sultan Mehmed berujar pada mereka semua, 

"Bila kita tidak dapat memutuskan rantai itu, maka kita akan melewatinya!" pungkas Sultan Mehmed seperti biasa dgn yakinnya.

Sultan lalu menggambarkan garis lurus yang mengubungkan selat Bosphorus dan teluk tanduk, melalui daratan Galata. 

 
rencana mehmed II pada pasukannya

"Wahai Sultan, apakah anda menyarankan agar kami membawa kal-kapal itu melalui daratan Galata untuk sampai pada teluk Tanduk?

Mehmed II mengangguk, dan kembali panglimanya bertanya,

"Adakah engkau lupa bahwa daratan Galata berbukit2 tajam?" 

Mehmed tersenyum lalu menyampaikan,

"Jika kita tidak pernah menyangka akan melakukan hal itu, tidak pula Konstantinopel!"

"Perang adl tipu daya, dan Rasulullah sehebat2 pembuat tipu daya, Rasul selalu pintar menggunakan elemen kejutan dlm perang"

"Seandainya ini kita lakukan, kita mendapatkan 2 hal sekaligus, semangat pasukan kita dan jatuhnya moral pasukan mereka!"

Maka Pada tanggal 21 April 1453 disepakati bahwa kapal2 akan dinaikkan ke bukit Galata dan diseret menuju tanduk emas. Sesuatu perkara yg awalnya mustahil, yg hanya terpikir oleh orang yang melihat lebih dari matanya dan yakin akan janji Allah. Keesokan harinya Konstantinopel menjadi saksi sejarah keajaiban strategi perang yang belum pernah disaksikan sebelumnya. 72 kapal perang Muslim berpindah dari selat bosphorus ke tanduk emas dalam waktu 1 malam! Allahuakbar!!! 
 
72 kapal berpindah dari selat bosphorus menuju teluk tanduk melewati bukit galata

Langit masih gelap ketika pasukan bertahan mendengarkan takbir bersahutan dari arah bukit Galata, mereka segera menghambur. Lari lintang pukang ke menara \paling tinggi lalu berebut menyaksikan kearah bukit, yg mereka saksikan kala itu adalah horror. Bendera la ilaaha illa Allah berkibar gagah, dan tatkala mereka mengarahkan pandangannya kebawah, kengerian meliputi hati. Kapal perang 1 per 1 berbaris menuruni bukit ke perairan mereka. Layarnya dikibarkan dan dayungnya digerakkan maju-mundur. 

Saat itu mereka mencubit satu samalain, berharap itu adalah mimpi buruk. Namun mereka tak dapat terbangun darinya. Saat mereka sadar, tak dapat lepas dar pemandangan fenomenal itu, seraya mereka berkata,

"Inilah akhir dari Konstantinopel!"

Kritovoulos mengenangnya,

"sebuah pemandangan yang terlalu luar biasa untuk disaksikan!". Efek psikologisnya menghancurkan

Mehmed II telah mengganti ombak dengan bukit bagi kapalnya untuk berlayar, dengan itu dia membalikkan keadaan. Whatever it takes, dia rela melakukan apapun yang perlu dilakukan untuk meraih kemenangan dan janji Allah serta Rasulullah. Jalan dari kayu gelondongan yg dilumuri dengan lemak hewan dibuat dalam waktu 1 malam, begitupun penarikan kapal dlm 1 malam. Dengan sakit hati, pasukan bertahan melihat satu2nya tempat aman mereka direbut, dan harapan mereka dipatahkan sekejap. 

 
jalan penarikan kapal yang dikonstruksi mehmed II

Kini situasi kembali imbang dengan bola ada di tangan Sultan Mehmed II, dan Konstantinopel menanti, apa lagi siasatnya? Seberapa batas kecerdasan Mehmed II, siasat serta tipudayanya, mulai saat itu membayangi Konstantinopel 

Bersambung....
--- MAF1453 episode 19 : "Crescent Above Hagia Sophia" ---

GASIM

Gabungan Siswa Siswi Intelek Muslim

Terbuka mata

Manusia Terjaga

Patuk mematuk

Archive

Credit

 
▲ Terbang ▲