MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 16 : "The River of Steel"


MUHAMMAD AL-FATIH 1453 
Episode 16 : "The River of Steel"

Musim dingin masih membeku, namun aktivitas di Adrianopel lebih panas daripada tungku api manapun, perang sedang disiapkan 

*tiupan angin dingin kering menghembus terus menerus...

Dalam kepala Mehmed strategi perang berkecamuk, seolah pemain catur yang merancang efektivitas dan efisiensi bidak-bidaknya. Semua pasukan telah berkumpul dalam jumlah yang besar, memenuhi panggilan Sultan Mehmed II penguasa Kesultanan Utsmani. Sebelum mengepung Konstantinopel, Sultan Mehmed juga meminta izin kepada Khalifah Qaim bi Amrillah, penguasa kaum mukmin. Maka Khalifah memberikan lebih dari sekadar izin, Qaim bi Amrillah juga menyertakan perintah pengiriman pasukan2 tambahan.

Suasana perang menyelimuti hati prajurit2 Islam, dada mereka membahana tak sabar akan pilihan mati syahid atau hidup mulia. Terutama tentu Sultan Mehmed, komandan ekspedisi agung. Dia mengumpulkan pasukannya lalu dengan berapi-api berkhotbah, 

"Dan keberadaan Utsmani takkan pernah aman sebelum Konstantinopel dibebaskan" mereka ibarat duri dalam daging."
"Lihatlah bagaimana mereka menyulitkan kita, mereka mempersenjatai sebagian kita supaya memerangi yang lainnya"

"Memang telah terpatri di benak kaum Muslim bahwa semenjak Muawiyah sampai ayahku menyerangnya, kota ini tak tertembus"

"Namun saat ini penduduk Konstantinopel berperang satu samalain bagaikan musuh, keadaan internal mereka sangat terganggu"

"Kali ini tidaklah sama! Kita menguasai lautan sehingga Konstantinopel bisa dikepung dari garis darat maupun garis laut"

"Dan Konstantinopel tidak mustahil ditaklukkan!" 

*takbiir~ Suara takbir menggelegar menyambut kata-kata ini

"Dari ayah ke anak, api jihad selalu dinyalakan dalam hati para ghazi, dan kewajiban mereka untuk berjihad fii sabilillah"

"Rasulullah telah menjanjikan taklukknya Konstantinopel dan ini harus terjadi pada masa kita" suaranya meninggi.."

"Kita harus mengerahkan segalanya tanpa menyisakan apapun untuk ini, nyawa, harta, senjata dan apapun yang kita miliki"

"Kecepatan gerak adalah kunci dari pembebasan, agar bisa memberikan pukulan mematikan bagi barisan musuh"

"Penaklukkan ini adalah harga mati. Jika aku harus memimpin tanpa Konstantinopel, lebih baik aku tak memimpin SAMASEKALI!"

*takbir menggelegar bersahutan, terhipnotis oleh semangat sang sultan..

Sorak takbir berkumandang sebagai doa pada Pemilik Langit & Bumi, Pemberi Kekalahan & Peletak Kemenangan, Allah Swt. Dan kecepatan itu menjadi ciri khas Muslim Turki Utsmani, ciri utama Sultan Mehmed II yang segera menyiapkan segalanya. Bila ada keahlian yang paling penting dalam perang, maka itu seharusnya keahlian logistik, dan Mehmed adalah jenius logistic. Pasukan pendukung dikerahkan untuk meratakan jalan Adrianopel - Konstantinopel sejauh 120 km untuk jalur jalan meriam raksasa. Jembatan-jembatan diperkuat, jalur ekspedisi ditentukan untuk menggerakkan 250.000 pasukan, dan logistik lain disiapkan. 

Dari jalur laut, Mehmed memerintahkan kepada Baltaoghlu sang jendral laut, untuk mengkonsentrasikan kapal2 di Galipoli. Karena perjalanan yang diperkirakan lama, maka pasukan artileri dan pasukan pelindungnya diberangkatkan pada akhir februari. Pada tanggal 23 Maret, di Jum'at yang agung, pasukan Muslim itu berangkat menuju Konstantinopel, mengharap janji Allah. Barisan itu panjang dan besar, Kavaleri memimpin di depan, infanteri di tengah dan artileri sisanya di belakang.
 
pasukan sultan mehmed saat menuju konstantinopel

Tursun Bey, sekretaris sultan yang berada di barisan Sultan saat itu menceritakan pemandangan itu dalam buku catatannya, 

"Ketika mereka berbaris, suasana berubah seperti di hutan karena tombak2 mereka menghalangi matahari"

Mereka berbaris dan berjalan hampir 2 minggu, pada 2 April 1453, prajurit Konstantinopel melaporkan bahwa pasukan telah tiba.

 
250.000 pasukan menuju konstantinopel

Yang mereka saksikan dalam 4 hari berikutnya membuat bulu kuduk mereka berdiri, pasukan yang mengalir, membanjiri mereka. Seolah "aliran sungai yang berubah menjadi muara lautan yang sangat luas", zirah mereka berkilau laksana "sungai dari besi". Ciut hancur nyali prajurit Konstantinopel menyaksikan pertunjukan kolosal yang dipimpin oleh Sultan Mehmed II. Pasukan raksasa itu berhenti 1,5 km jauhnya dari dinding kota, cukup jauh untuk dipanah, dan cukup dekat untuk disaksikan. Mereka berbaris dengan Sultan Mehmed ada didepan, di tengah hari mereka melakukan shalat Jum'at dan hari itu 6 April 1453. 

 
gambaran pasukan mehmed shalat di depan gerbang konstantinopel

Takbir berkumandang sampai ke dinding kota, pertunjukan keimanan yang menggetarkan siapapun yang tak beriman pada hari akhir. Sphrantzes dan Kaisar Constantine XI Palaiologos tertegun kehabisan kata, dalam keheningan Sphrantzes lalu berujar, 

"Pasukannya, tak terhitung bagai segenggam pasir.. terbentang dari pantai sampai ke pantai!" katanya lirih hampir putus asa.
 
kaisar constantine palaiologos tatkala menyaksikan bentangan pasukan mehmed II didepan kotanya pic

Dan hari itu benar-benar terjadi setelah sekian lama penantian, dan ingatlah itu semua terjadi pada 1453!

*takbiiiir!!!

Bersambung...
--- MAF1453 episode 17 : "An Endurance Test" ---


GASIM

Gabungan Siswa Siswi Intelek Muslim

Terbuka mata

Manusia Terjaga

Patuk mematuk

Archive

Credit

 
▲ Terbang ▲