Anda terbang ke: Home » Arquivos de January 2012
JOM BERDAKWAH(SIRI 2)
MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 22 : "Fatih Sultan Mehmed"
JOM BERDAKWAH(SIRI 1)
Sudah tentu orang tersebut adalah anda.
Wahai saudaraku…tiada kata paling tepat dan indah untuk anda yang telah mengabdikan diri di jalan Allah kecuali kata:selamat.
Selamat datang ke zaman jahiliyah 2.0!
MUHAMMAD AL FATIH 1453 Episode 21 : "The Source of All Victory"
MUHAMMAD AL FATIH 1453
Episode 21 : "The Source of All Victory"
Hari-hari dilewati pasukan bertahan seolah bagaikan tahun demi tahun lamanya. Tiap hari tembok Konstantinopel semakin terancam. Sementara gereja2 penuh ratapan wanita dan anak2, memohon tuhan untuk menimpakan bencana pada kaum Muslim dan keajaiban. Setengah mati pasukan bertahan memperbaiki tembok2, membuat barikade dari tanah, batu, dahan atau apapun yang bisa ditemukan. Kesibukan tak kalah hebat terjadi pula di barak2 Muslim, mengasah pedang, menyiapkan busur & panah2, serta sebab-musabab lain. Sementara Sultan menyiapkan pasukan darat, beliau juga memerintahkan agar tembok dibombardir tanpa henti.
Sultan Mehmed juga memerintahkan agar meriam2 digabung untuk menembak 1 titik, tercipta kerusakan yg tak dapat diperbaiki.
tembok pada zaman kini yg memperlihatkan kerusakan hantaman meriam mehmed II >
Konstantinopel hampir saja berada dalam genggaman Sultan Mehmed, sama sekali tak berniat sekali lagi kota ini lepas darinya. Ini impuan 7 turunan Utsman, kerinduan Muslim selama 825 tahun. Mereka menanti, siapa kelak panglima terbaik yg diucap Rasul? Pada 27 Mei 1453, Sultan mengumpulkan gubernur propinsi, ulama, komandan dan prajurit Muslim, lalu berkhotbah didepan mereka. Ba'da pujian pada Allah dan shalawat, sultan mengingatkan pentingnya Konstantinopel, dan janji pembebasannya oleh Rasulullah
Sultan menekankan bahwa pasukan penakluk kota ini adalah "pasukan yang terbaik", bahwa dia menginginkan menjadi pemimpinnya. Sultan berpesan pada pasukan seluruhnya untuk melakukan gencatan senjata, memerintahkan mereka berpuasa sunnah pada hari esok. Tampak betul Sultan sangat memahami bahwa kunci segala kemenangan adal ketaatan pada Allah swt, bukan kekuatan atau strategi. Umar ra pernah berucap,
"Jika kita tidak mengalahkan dengan ketaatan kita, maka mereka akan mengalahkan kita dengan kekuatan"
Sultan pun mengingatkan, bahwa penaklukkan ini tak sama dgn pembantaian Mongol di Baghdad silam, ini adalah penaklukkan suci. Sultan Mehmed juga membacakan bahwa tak boleh melukai penduduk kota, atau menghancurkan bangunan kota atas alasan apapun.
"Kepada orang pertama yang menembus pertahanan musuh, aku akan mengganjarnya dengan kehormatan yang membuatnya bahagia"
"Tetapi, bila aku menyaksikan ada yang bersembunyi dalam tendanya, dia tak akan dapat menghindar dari kematian perlahan!"
Takbir menggema di seluruh penjuru sampai ke kota, "Bila kalian mendengar, maka kalian akan lumpuh" Kenang Uskup Leonard. Senin, 28 Mei 1453, pasukan kaum Muslim diliputi suasana khusyuk dan syahdu. Tak ada aktivitas selain amal mensucikan diri. Mereka menyibukkan diri dengan shalat sunnah, doa, melantunkan ayat suci Al-Qur'an atau sekadar berdzikir menyebut Allah. Ulama2 pun tak mau ketinggalan beramal dalam proyek besar ini, berkeliling ke barak2 pasukan dan membacakan ayat dan hadits,
"Tatkala Rasul berhijrah, beliau singgah di rumah Abu Ayyub, sedangkan Abu Ayyub sengaja singgah ke tanah ini" ujar ulama2
Syaikh Syamsuddin juga bertausiyah kepada Sultan Mehmed agar betul2 menggarisbawahi bahwa ketaatan adalah kunci kemenangan. Sore menjelang berbuka, Sultan kembali mengumpulkan pasukannya, menjelaskan strategi perang secara garis besar, lalu berpesan,
"Saat kita memulai penyerangan, tidak boleh dihentikan. Kita tak boleh tidur atau makan, minum ataupun beristirahat”
Sultan juga berpesan bahwa semua akan baik2 saja apabila ketaatan pasukan pada Allah terjaga, kota Konstantinopel telah lemah.
"Kalian harus bergerak maju tanpa gaduh dan suara. Sebaliknya, bila kalian berteriak lakukan sekeras mungkin!" tegasnya
Usai berpesan kepada para pasukan secara umum, Sultan Mehmed lalu berpaling kepada komandannya dam memberi perintah spesifik
"Hamzah Bey, berlayarlah dengan kapal2mu, kepung tembok di laut Marmara. Bertempurlah gagah berani, tunjukkan keksatriaanmu"
"Dan untukmu Zaganos Pasha, dengan tentaramu seranglah tembok di Tanduk Emas, pimpin pasukanmju dan jadilah ksatria Islam!"
"Bagimu Karaja Pasha, bawa pasukanmu seberangi parit, serang tembok yg telah runtuh, kuasai dindingnya laksana ksatria Islam"
"Ishak & Mahmud Pasha, serang bagian lain paritnya, kuasai tembok dgn tangga2, tembak pasukan bertahan dgn tombak dan panah"
mehmed II menginstruksikan komandan2nya
Sore hari itu kaum Muslim berbuka dalam suasana yang khusyuk, mereka memberi semangat satu samalain, dan membicarakan syahid.
ilustrasi pasukan kaum muslim ketika malam dilihat dari tembok konstantinopel oleh pasukan bertahan
Ibadah demi ibadah mereka jalani, mungkin itu yang terakhir di dunia sebelum bertemu dengan bidadari bermata jeli di surge. Malam itu, hujan deras membasahi bumi. Bagi kaum Mukmin tak ada yang sia2. Sultan Mehmed menengadah ke langit seraya berdoa,
"Allah memberikan rahmat dengan hujan ini tepat pada waktunya, ia akan mengurangi kepalan debu hingga kita mudah bergerak"
Malam itu seluruh pasukan hampir tidak tidur, mereka mengisi malam dengan berdiri memohon ampun, memohon tempat yang mulia. Jam 1 dini hari, Sultan Mehmed telah siap diatas kudanya. Serangan terakhir akan dimulai, dan itu 29 Mei 1453
Bersambung...
--- MAF1453 episode 22 : "Fatih Sultan Mehmed" ---
MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 20 : "Remember 1453!"
Episode 20 : "Remember 1453!"
Hari berikutnya setelah melihat pertanda bulan sabit diatas Hagia Sophia, Constantine meminta upacara persembahan dilakukan. Persembahan dilakukan kepada bunda maria, yang mereka anggap ibunya tuhan, sekaligus pelindung kota Konstantinopel. Constantine sadar bahwa itu adl upaya paling maksimal untuk mengembalikan moral pasukan dan penduduk Konstantinopel. Telah berakar kuat bahwa penduduk dan militer meyakini bahwa tuhan melalui bunda maria telah melindungi kota sejak dulu. Jimat Hodegetria diusung dan diarak di kota, pendeta didepan diikuti militer dan kaum sipil, doa dipanjatkan.
hodegetria - sebuah lukisan maria sedang menggendong yesus, jimat penduduk dan pendeta kristen ortodoks
Hodegetria adalah jimat magis, menyembuhkan harapan yg tengah sekarat, namun Constantine tak sadar bencana lbh besar menantinya. Tanpa alasan dan sebab, tiba2 Hodegetria yg diarak bergoyang dan jatuh ke tanah. Teriakan panik pun melanda. Seluruh orang benar2 yakin bahwa tuhan telah meninggalkan kota. Pendeta2 lalu berebut mengangkat jimat yangberlumur tanah. Entah karena gugup atau panik, Hodegetria yang telah jatuh tak bisa diangkat, seolah tertempel di tanah. Tak bergeming. Belum lagi reda huru-hara itu, hujan badai terjadi. Menyapu habis semua barisan kristen yang tersisa, teriakan membahana, Badai itu
"membuat dewasa tak dapat berdiri melawannya, dan akan menghanyutkan anak kecil bila tak ditahan orangtuanya"
"Dalam sekejap kota berubah menjadi kubangan banjir, menghanyutkan apapun yang ada didalam kota" dan Ritual pun bubar
Esoknya kota diliputi kabut tebal, dan pendeta berujar
"tuhan telah meninggalkan kota ini, melupakan dan berpaling darinya".
Ketika takhayul menjadi panduan dan akal merasionalisasi kabar burung, saat itulah bencana melanda karena tak berpikir. Di barisan kaum Muslim perseteruan juga tak terhindarkan. Kemenangan sudah didepan mata, namun hanya dlm pandangan yang yakin. Sedangkan bagi Halil Pasha dan pengikutnya, perang yang berlangsung hampir dua bulan ini adalah kesia-siaan dan tak manfaat. Dari segi logistik, 250.000 pasukan bukan jumlah kecil untuk diurus. Makanan, sanitasi dan energi terus memburuk tiap harinya. Penambahan hari berarti penambahan ketidakpastian. Bisa saja bantuan Eropa Barat datang sewaktu-waktu dan situasi berbalik.
Sultan Mehmed tidak menyia-nyiakan waktu, dia mengirim utusan kepada kaisar, memintanya menyerahkan kota Konstantinopel. Tanggapan kaisar singkat, dia bersyukur apabila Mehmed mau mengangkat kepungan, namun dia takkan melepaskan Konstantinopel. Balasan Mehmed kepadanya,
"Baiklah, sebentar lagi aku akan memiliki singgasananya atau aku terkubur di pagar2 istananya!"
Pada 26 Mei, untuk memastikan serangan2 terakhir yang akan dilakukan, Mehmed sekali lagi mengumpulkan pejabat2 perangnya. Halil Pasha, yang diam2 menerima suap dari Konstantinopel untuk membujuk Mehmed mengangkat kepungan mulai berulah disini. Halil memuji Mehmed di rapat akbar, sebelum mengkritiknya dengan kritikan yang pedas, menyayangkan pengepungan tanpa hasil. Dia juga menyebut-nyebut kerugian luar biasa yang diakibatkan pengepungan ini, baik harta maupun nyawa kaum Muslim
"Sekali-kali tidak! Wahai Sultan! Aku takkan menerima selamanya apa yang dikatakan oleh Halil Pasha!" potong Zaganos tegas
Tidaklah kita datang ke tempat ini unt kembali, melainkan unt mati syahid" sungguh menggetarkan ucap Zaganos yg mualaf ini
"Sesungguhnya dibalik ucapan Halil ada keinginan untuk memadamkan semangat yg ada di dada, membunuh keberanian dan tekad"
"Sesungguhnya Alexander menaklukkan sebagian besar tanah timur dengan pasukan yang lebih kecil ketimbang pasukan kita"
"Sepatutnya hati kita kokoh laksana batu karang dan suatu keharusan kita melanjutkan kepungan tanpa kelemahan sedikitpun"
"Kita telah memulai urusan ini, maka wajib pula bagi kita untuk menuntaskannya!"
"Aku tak mengetahui selain wajib meningkatkan serangan2 kita kembali, dan aku tak mampu berkata-kata selain ini!"
Suasana hening dibawah heroisme Zaganos, Halil dan pendukungnya tertunduk malu. Mehmed sangat gembira, perang dilanjutkan! Pasca interupsi Zaganos yang membangkitkan api semangat kaum Muslim, serangan kembali diintensifkan, persiapan digencarkan.
Barbaro, salah satu saksi mata pada serangan ini berkata, "ketakutan kami makin membesar" karena serangan yang lebih rapat.
gambaran pengepungan konstantinopel
Setelah matahari terbenam, mulai hari itu Sultan Mehmed memerintahkan setiap tenda menghidupkan 2-3 unggun yg menerangi malam. Rasulullah melakukannya pada futuh Makkah dan Mehmed menirunya, sebagai tanda dan doa kemenangan yang telah dekat,
"Masing-masing tenda dengan dua api unggun, cahayanya sangat terang seolah-olah seperti siang hari"
Setiap malam Mehmed meminta ulama menyemangati pasukan dan menyampaikan bahwa serangan terakhir akan segera dilakukan. Maka mulai saat itu takbir dan tahlil dikumandangkan hingga terdengar sampai ke kota, baik oleh militer ataupun penduduk. Pasukan bertahan berkata tentang hal ini "teriakan itu seolah membelah langit", dan "seolah tanah dan laut terbakar". Kaisar termenung melihat kejadian ini dan harapannya semakin memudar, Sphrantzes, lalu berucap pada kaisar dengan lirih,
"Ingatlah ini semua terjadi, pada 1453!"
Bersambung...
---MAF1453 episode 21 : "The Source of All Victory" ---
MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 19 : "Crescent Above Hagia Sophia"
MUHAMMAD AL-FATIH 1453 Episode 18 : "A Miracle of Believing in Allah"